Lateng Lateng Darussalam | |
|---|---|
| Masjid dan Makam Kyai Saleh Lateng | |
 Peta lokasi Kelurahan Lateng Lateng Darussalam | |
| Negara |  Indonesia |
| Provinsi | Jawa Timur |
| Kabupaten | Banyuwangi |
| Kecamatan | Banyuwangi |
| Luas | ... km2 |
| Penduduk | ... jiwa |
| Kepadatan | ... jiwa/km2 |
Lateng ialah sebuah kampung di daerah Kecamatan Banyuwangi, Banyuwangi bagian timur laut, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kampung ini juga dikenali sebagai Kampung Arab kerana ramai penduduknya adalah keturunan Arab. Selain itu, kawasan ini juga didiami oleh Suku Palembang yang banyak tinggal di sekitar Jalan Riau (dahulu dikenali sebagai Jalan Kyai Saleh).[1]
Asal Nama
[sunting | sunting sumber]Nama kampung ini berasal dari tumbuhan jelatang (lateng dalam bahasa Jawa) yang dulunya banyak tumbuh di kawasan ini.
Pembagian Wilayah
[sunting | sunting sumber]Kampung Lateng terbahagi kepada 3 lingkungan:
- Lingkungan Kanalan
- Lingkungan Kebon Jeruk
- Lingkungan Manggisan
Keadaan Alam dan Budaya
[sunting | sunting sumber]Kampung Lateng bersama dengan Kelurahan Singotrunan merupakan kampung yang terletak di ujung utara Kota Banyuwangi. Bahagian barat kampung ini adalah kawasan perkotaan, manakala semakin ke timur (Lingkungan Kanalan) adalah kawasan pantai. Kawasan barat kampung ini (bersempadan dengan Kelurahan Singotrunan) dihadkan oleh Jalan Basuki Rahmat, di mana terdapat kompleks perniagaan, bank, restoran, dan juga Terminal Blambangan. Terminal Blambangan merupakan terminal dalam kota yang melayani laluan pengangkutan dalam kota dari Terminal Induk Brawijaya dan Terminal Induk Sritanjung. Di bahagian timur pula, terdapat kawasan pemukiman penduduk yang kebanyakkannya adalah nelayan. Penataan yang tidak teratur dan kebiasaan masyarakat membuang sampah di pantai menjadikan kawasan ini kelihatan kotor, disamping masih wujudnya bangunan-bangunan separa kekal.
Pengangkutan
[sunting | sunting sumber]- Lin 1 laluan Terminal Brawijaya - Terminal Blambangan PP melalui Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melalui Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) beroperasi dalam dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan mahupun yang menuju ke simpang Lateng.
- Lin 2 laluan Terminal Brawijaya - Terminal Blambangan PP melalui Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melalui Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) beroperasi dalam dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan mahupun yang menuju ke simpang Lateng.
- Lin 4 laluan Terminal Brawijaya - Terminal Blambangan PP melalui Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melalui Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) beroperasi dalam dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan mahupun yang menuju ke simpang Lateng.
- Lin 5 laluan Terminal Brawijaya - Terminal Blambangan PP melalui Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melalui Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) beroperasi dalam dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan mahupun yang menuju ke simpang Lateng.
- Lin 6 laluan Terminal Blambangan - Pelabuhan Ketapang/Stasiun Banyuwangi Baru melalui Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melalui Singotrunan, Pondok Wina, Maqam Waliyullah dan Hardys Mall) beroperasi ke utara menuju simpang Sukowidi.
- Lin 7 laluan Terminal Brawijaya - Stasiun Karangasem PP melalui Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melalui Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) beroperasi dalam dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan mahupun yang menuju ke simpang Lateng.
- Lin 9 laluan Terminal Blambangan - Stasiun Argopuro PP melalui Lateng ke selatan (Jalan Basuki Rahmad, melalui SDN Lateng, Bank Jatim dan Profita) beroperasi ke selatan menuju simpang Lateng.
- Lin 9 laluan Stasiun Argopuro - Terminal Blambangan PP melalui Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melalui Hardys Mall, Maqam Waliyullah dan Pondok Wina) beroperasi dari simpang Sukowidi ke selatan menuju Terminal Blambangan.
- Lin 12 laluan Terminal Blambangan - Terminal Brawijaya PP melalui Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melalui Singotrunan, Pondok Wina, Maqam Waliyullah dan Hardys Mall) beroperasi ke utara menuju simpang Sukowidi.
Kehidupan Masyarakat
[sunting | sunting sumber]Kampung Lateng banyak didiami oleh penduduk keturunan Arab dan keturunan Palembang. Maka, kawasan ini juga dikenali sebagai Kampung Arab (kini dikenali sebagai Lingkungan Kebon Jeruk). Penduduk keturunan Arab ini kebanyakannya berprofesi sebagai pengusaha. Banyak perniagaan mereka terletak di sepanjang Jalan Basuki Rahmat. Perniagaan yang mereka jalankan termasuk perkhidmatan mencuci kenderaan, kedai perabot, restoran, dan lain-lain. Manakala penduduk yang tinggal di kawasan pantai kebanyakannya adalah nelayan. Kawasan timur kampung merupakan salah satu kawasan kurang berkembang di wilayah perkotaan Banyuwangi.
Suku Bangsa
[sunting | sunting sumber]Asal usul keberadaan suku Arab di kawasan Lateng bermula ketika Pak Ahmad, seorang keturunan Arab, diminta oleh Mbah Mas Shaleh untuk menerima suatu wilayah dalam lingkup Lateng sebagai tempat berkumpulnya para keturunan Arab. Hal ini berlaku kerana banyak keturunan suku Arab yang menetap di luar kawasan Lateng dan mengutarakan maksud mereka untuk menetap di kawasan yang dihuni oleh para keturunan suku Arab dengan tujuan agar dapat berkumpul. Dan Mbah Mas Shaleh mewujudkannya dengan memberikan suatu wilayah sebahagian dari wilayah Lateng sebagai kawasan yang dihuni oleh keturunan suku Arab tersebut, lalu dia mempersilahkan keturunan suku Arab untuk menempati kawasan tersebut dan memetakkannya. Inilah asal mula munculnya Kampung Arab.
Walaupun terdapat Kepala Desa atau Lurah, namun pada zaman penjajahan Belanda, terdapat yang dikenali sebagai Letnan Suku Arab, yang memimpin Kampung Arab. Oleh itu, apabila pihak Belanda ingin melakukan sesuatu yang berkaitan dengan suku Arab, tidak melalui Kepala Desa atau Lurah di kawasan itu, tetapi melalui Letnan Arab. Dengan kata lain, kedudukan Letnan Arab sejajar dengan Kepala Desa atau Lurah. Beberapa Letnan Arab yang pernah memimpin suku Arab di kawasan kampung Arab ialah:
- Datuk Saleman Bauzir,
- Datuk Dahnan,
- Habib Asegaf,
- Ahmad Hadad.
Ini bermula sekitar awal abad ke-19, Kesultanan Palembang Darussalam kehilangan kawalan kuasa. Belanda berjaya mengawal wilayah kerajaan ini. Sultan Palembang Darussalam, Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom dibuang ke Manado, sementara wilayah Palembang dikuasai oleh seorang Residen Belanda. Pada masa genting itu, kebanyakan bangsawan kesultanan Palembang memilih untuk meninggalkan diri. Keadaan yang tidak aman dan kekejaman Belanda menyebabkan keluarga-keluarga kesultanan berusaha mencari lokasi baru untuk tinggal.
Antara bangsawan Kesultanan Palembang Darussalam itu, ramai yang berhijrah ke Kabupaten Banyuwangi untuk menyebarkan Islam dan menetap di Kelurahan Lateng, khususnya di Jalan Riau (dahulu dikenali sebagai Jalan Kyai Saleh).
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Lembaga pendidikan yang ada di Kelurahan Lateng
- SD Negeri 1 Lateng (Jalan Basuki Rahmat)
- SD Negeri 2 Lateng
- SD Negeri 3 Lateng
Perkantoran
[sunting | sunting sumber]Instansi Pemerintah
[sunting | sunting sumber]- Kantor Lurah Lateng (Jalan Karimun Jawa)
Perbankan
[sunting | sunting sumber]- Bank Jatim Banyuwangi. (Jalan Basuki Rahmat)
- Bank Perkreditan Rakyat Swadhanamas Pakto Kantor Kas Banyuwangi
Tempat Lain
[sunting | sunting sumber]- Terminal Blambangan
- Makam Mbah Kyai Saleh
- Makam Waliyullah Datuk Abdurrahim bin Abubakar bin Bauzir
- Restoran Wina MacDjoe
- Pondok Wina Hall and Restaurant
Tokoh
[sunting | sunting sumber]- Kyai Saleh Lateng
- Datuk Abdurrahim bin Abubakar bin Bauzir
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Asal Usul Desa Lateng & Kampung Arab Banyuwangi Diakses 11 Juli 2013 14.30
Batas
[sunting | sunting sumber]Batas-batas wilayah kelurahan Lateng adalah sebagai berikut:
